Metode konstruksi dan alat-alat berat
Tahapan Metode Pelaksanaan Konstruksi Bangunan
- Pekerjaan Pendahuluan
Pekerjaan pendahuluan merupakan
persiapan awal yang wajib dilakukan dalam melaksanakan suatu proyek.
Pada tahap ini, segala izin yang dibutuhkan untuk proses pembangunan
telah diurus serta segala sesuatu yang menyangkut kelancaran pekerjaan
pelaksanaan harus telah disiapkan di lokasi sebelum melaksanakan
pekerjaan. Penyusunan jadwal terinci, mobilisasi peralatan dan tenaga
kerja, hingga kelengkapan administrasi lapangan harus sudah disiapkan
sebelum memulai pekerjaan.
Kontraktor juga harus mempertimbangkan situasi lapangan sebagai berikut:
- Volume pekerjaan yang merujuk pada batasan minimal yang wajib terpenuhi. Hal ini agar proyek tidak menyimpang dari perencanaan.
- Kontraktor meneliti situasi lapangan seperti kontur tanah, sifat dan luasan proyek hingga hal-hal yang bersangkutan agar tidak berpengaruh pada estimasi biaya dan waktu.
Pada tahap ini, kontraktor bertanggung
jawab atas ketepatan ukuran dan mutu bangunan yang sesuai dengan syarat
dan rencana kerja. Akan tetapi, jika terjadi ketidakcocokan, kontraktor
tidak diperkenankan untuk melakukan tindakan pembetulan sebelum
mendapatkan persetujuan dari manajemen konstruksi.
Selanjutnya, pada tahap ini perlu
diambil langkah pembersihan yang mana kontraktor wajib membersihkan
lokasi proyek dari hal-hal yang dapat menghambat proses pembangunan.
Contohnya, lokasi harus bersih dari pepohonan sampai ke akarnya agar
tidak merusak struktur tanah pada bangunan.
- Pekerjaan Tanah dan Pasir
Tahap ini meliputi penggalian fondasi,
hingga penimbunan galian serta pemadatan setiap lapisan mencapai titik
peil yang telah direncanakan. Dalam tahap ini, terdapat beberapa
ketentuan yang wajib di penuhi kontraktor seperti:
- Memastikan posisi galian dan ukuran seperti tertera dalam gambar serta mendapatkan persetujuan dewan pengawas lapangan.
- Penggalian tanah fondasi dimulai setelah pemasangan bouwplank dan patok-patok disetujui direksi / pengawas lapangan. Fondasi yang dibangun menggunakan batu gunung yang bermutu tinggi serta mengandung lumpur dan pada bagian entrance menggunakan dengan batu bata.
- Dasar galian harus mencapai tanah keras dan bersih dari akar-akar kayu, kotoran-kotoran serta bagian-bagian tanah yang longgar (tidak padat)
- Dilakukan pengurugan yang meliputi urugan pasir, urugan tanah dan urugan kembali bekas tanah galian sesuai dengan gambar proyek.
- Pekerjaan Pemasangan
Tahap ini meliputi pemasangan beton
mulai dari beton yang bertulang hingga beton yang tidak bertulang.
Kualitas beton sangat tergantung pada bahan-bahan yang digunakan, yaitu:
- Portland Cement
Bangunan yang baik menggunakan semen
yang memenuhi standar berdasarkan Asosiasi Semen Indonesia. Dan juga,
semen yang digunakan harus benar-benar fresh atau belum
mengeras. Dalam menjaga mutu semen agar tidak cepat mengeras, kontraktor
wajib memenuhi syarat penyimpanan semen tersebut.
- Air Tawar
Air yang dipilih sebagai bahan campuran
kedua beton adalah air tawar yang memenuhi syarat dari PBI 1971 yaitu
tidak mengandung minyak, asam alkali, dan bahan kimia lainnya yang
merusak mutu beton.
- Kerikil
Kerikil disebut juga dengan batu pecah.
Dalam penggunaannya sebagai bahan campuran beton, kerikil yang dipilih
juga harus memenuhi syarat PBI 1971 yaitu memiliki gradasi yang baik,
syarat kekerasan yang tinggi, tidak terkandung lumpur > 1%, dan tidak
berpori.
- Pasir
Tidak berbeda dengan bahan lainnya,
pasir juga harus memenuhi syarat mutu dari PBI 1971 diantaranya adalah
dapat berupa pasir buatan dari pecahan batu atau pasir alam, memiliki
gradasi yang baik, terdiri dari butir-butir tajam, tidak berpori, serta
tidak mengandung lumpur > 5%.
- Besi Beton
Besi beton lebih dikenal sebagai baja
tulangan. Besi beton yang baik juga harus memenuhi syarat PBI 1971
diantaranya adalah bersih dari lapisan minyak / karat / bebas cacat.
- Kayu
Dalam pembuatan beton, kayu yang
memenuhi syarat untuk digunakan adalah kayu yang bentuk dan sifatnya
tidak mengurangi mutu bangunan dan memenuhi syarat dan ketentuan PPKI
NI-5.
Setelah pemasangan beton, dilanjutkan
dengan pekerjaan kuda-kuda atap yang meliputi kuda-kuda, gording, atap
penutup hingga seluruh detail sesuai rancangan proyek. Perlu diketahui,
bahan atap yang baik digunakan adalah yang bertaraf Standar Nasional
Indonesia (SNI) seperti atap genteng berbahan metal roof serta nok metal roof. Selain itu, atap harus ditopang dengan kerangka berbahan kayu kelas 11 berkualitas baik.
- Pekerjaan Lantai
Pemasangan lantai ditujukan berdasarkan
petunjuk dari manajemen konstruksi serta rancangan proyek. Jika lantai
dilengkapi dengan keramik, maka kontraktor harus mengikuti petunjuk dari
manajemen konstruksi. Pada dasarnya, pemasangan lantai keramik harus
mengikuti aturan bahwa lantai keramik harus bersih, tidak retak ataupun
bergelombang. Apabila pemasangan keramik tidak rapi atau tidak sesuai
dengan rancangan proyek, maka wajib dibongkar dan dipasang ulang.
- Pekerjaan Instalasi Listrik
Salah satu komponen yang tidak kalah
penting adalah instalasi listrik. Pemasangan instalasi listrik harus
sesuai dengan peraturan listrik yang berlaku di Indonesia. Pada tahap
ini, pekerjaan meliputi pengadaan dan pemasangan seluruh
komponen-komponen kelistrikan tidak terkecuali sakelar, stop kontak,
lampu, panel listrik, hingga tahap percobaan sampai listrik dapat
menyala dengan baik.
- Pekerjaan Penutup
Pekerjaan penutup ini meliputi pekerjaan
pembersihan dan pemeliharaan. Pada masa pekerjaan pembersihan,
kontraktor wajib membersihkan seluruh bagian dari proyek yang meliputi
lantai, dinding, atap, pintu, jendela, plafon dan lainnya hingga
bangunan siap untuk dihuni. Sedangkan pada masa pemeliharaan, kontraktor
berkewajiban mengganti material-material yang rusak ataupun tidak
berfungsi sebagai mana target proyek.
PENGKLASIFIKASIAN ALAT
Secara umum alat berat dapat dikategorikan ke dalam beberapa klasifikasi.
Salah satunya adalah pengklasifikasian alat berat berdasarkan klasifikasi fungsional dan klasifikasi operasional alat berat.
1. Klasifikasi Fungsional Alat Berat
Yang dimaksud dengan klasifikasi fungsional alat adalah pembagian alat tersebut berdasarkan fungsi-fungsi utama alat. Berdasarkan fungsinya alat berat dapat dibagi atas tujuh fungsi dasar.
- Alat Pengolahan Lahan
Kondisi lahan proyek kadang-kadang masih merupakan lahan asli yang harus dipersiapkan sebelum lahan tersebut mulai diolah. Jika pada lahan masih terdapat semak atau pepohonan maka pembukaan lahan dapat dilakukan dengan menggunakan dozer.
Untuk pengangkatan lapisan tanah paling atas dapat digunakan scraper. Sedangkan untuk pembentukan permukaan supaya rata selain dozer dapat digunakan juga motor grader.
- Alat Penggali
Jenis alat ini dikenal juga dengan istilah excavator.
Fungsi dari alat ini adalah untuk menggali, seperti dalam pekerjaan pembuatan basement atau saluran.
Beberapa alat berat digunakan untuk menggali tanah dan batuan.
Yang termasuk dalam kategori ini adalah front shovel, backhoe, dragline, dan clamshell.
- Alat Pengangkut Material
Pengangkutan material dapat dibagi menjadi pengangkutan horisontal maupun vertikal.
Truk dan wagon termasuk dalam alat pengangkutan horisontal karena material yang diangkutnya hanya dipindahkan secara horisontal dari satu tempat ke tempat yang lain.
Umumnya alat ini dipakai untuk pengangkutan material lepas (loose material) dengan jarak tempuh yang relatif jauh.
Truk maupun wagon memerlukan alat lain yang membantu memuat material ke dalamnya.
Sedangkan crane termasuk di dalam kategori alat pengangkutan vertikal.
Material yang diangkut crane dipindahkan secara vertikal dari satu elevasi ke elevasi yang lebih tinggi.
Jarak jangkau pengangkutan crane relatif kecil.
- Alat Pemindahan Material
Yang termasuk dalam kategori ini adalah alat yang biasanya tidak di gunakan sebagai alat transportasi tetapi digunakan untuk menindahkan material dari satu alat ke alat yang lain.
Loader dan dozer adalah alat pemindahan material.
- Alat Pemadatan
Pada pekerjaan penimbunan lahan biasanya setelah dilakukan penimbunan maka pada lahan tersebut perlu dilakukak pemadatan.
Hal ini dilakukan untuk memadatkan permukaan yang rata dan padat.
Pemadatan juga dilakukan untuk pembuatan jalan baik itu jalan tanah dan jalan dengan pengerasan lentur maupun pengerasan kaku.
Yang termasuk sebagai alat pemadatan adalah tamping roller, pneumatic-tired, compactor, dan lain-lain.
- Alat Pemroses Material
Alat ini dipakai untuk mengubah batuan dan mineral alam menjadi suatu bentuk dan ukuran yang diinginkan.
Hasil dari alat ini misalnya adalah batuan bergradasi, semen, beton, dan aspal.
Yang termasuk dalam alat ini adalah crusher.
Alat yang dapat mencampur material untuk pembuatan beton maupun aspal dikategorikan ke dalam alat pemroses material seperti concrete batch plant dan asphalt mixing plant.
Alat Penempatan Akhir Material
Alat digolongkan pada kategori ini karena fungsinya, yaitu untuk menempatkan material pada tempat telah ditentukan.
Ditempat atau lokasi ini material disebarkan secara merata dan dipadatkan sesuai dengan spesifikasi yang telah di tentukan.
Yang termasuk dalam kategori ini adalah concrete speader, asphalt paver, motor grader, dan alat pemadat.
Klasifikasi Operasional Alat Berat
Alat-alat berat dalam pengoperasiannya dapat dipindahkan dari satu tempat lain atau tidak dapat digerakan atau statis.
Jadi, klasifikasi alat berdasarkan pergerakannya dapat dibagi atas :
- Alat dengan penggerak
Alat penggerak merupakan bagian dari alat berat yang menerjemahkan hasil dari mesin menjadi kerja.
Bentuk dari alat penggerak adalah crawler atau roda kelabang dan ban karet.
Sedangkan belt merupakan alat penggerak pada conveyor belt.
Untuk beberapa jenis alat berat seperti truck, scraper atau motor grader, alat penggeraknya adalah ban karet.
Untuk alat-alat seperti backhoe, alat penggeraknya bisa salah satu dari kedua jenis di atas.
Umumnya penggunaan ban karet dijadikan pilihan karena alat berat dengan ban karet mempunyai mobilitas lebih tinggi dari pada alat berat yang menggunakan crawler.
Alat penggerak ban karet juga menjadi pilihan untuk kondisi permukaan yang baik.
Sedangkan pada permukaan tanah yang lembek, basah atau berpori umumnya digunakan alat berat beroda crawler.
Terdapat faktor-faktor yang menjadi dasar pemilihan alat dengan menggunakan roda ban dan roda crawler.
-Alat Statis
Alat statis adalah alat berat yang berat yang dalam menjalankan fungsinya tidak berpindah tempat.
Yang termasuk dalam kategori ini adalah tower crane, dan batching plant baik untuk beton maupun untuk aspal serta crusher plant.
Perbandingan Antara Alat Beroda Ban dan Benda Crawler
Roda Ban Karet..
*Digunakan pada permukaan yang baik (misalnya pada beton, tanah padat).
*Bekerja baik pada permukaan yang menurun dan datar.
*Cuaca yang basah dapat menyebabkan slip.
*Bekerja baik untuk jarak tempuh yang panjang.
*Dipakai untuk mengatasi tanah lepas.
*Kecepatan alat dalam keadaan kosong tinggi.
Roda Crawler
*Untuk digunakan pada bermacam - macam jenis permukaan.
*Dapat bekerja pada berbagai permukaan.
*Dapat bekerja pada tanah yang basah atau berlumpur.
*Mempunyai jarak tempuh yang pendek.
*Dapat dipakai untuk mengatasi tanah keras.
*Kecepatan alat dalam keadaan kosong rendah.
SIMPULAN
Comments
Post a Comment